Kimia Farma.
Komposisi
Pethidine HCl.
Indikasi
Meredakan nyeri sedang hingga berat yg tdk memberi respons terhadap obat analgesik non narkotik.
Dosis
Dosis
Dws 25-100 mg (SK atau IM) tiap 3-4 jam. Anak 0.5-2 mg/kg BB secara IM. Dosis maks: 100 mg tiap 3-4 jam.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas. Pasien dg ggn fungsi hati
berat spt ensefalopati hepatik insipiens. Gawat pernapasan atau
terganggunya bersihan saluran udara pd sistem pernapasan (spt emfisema
berat & bronkitis kronik, kifoskoliosis, asma bronkial akut, peny
sal napas kronik). Alkoholisme akut, kejang, delirium tremens. Asma
bronkial & gagal jantung krn peny paru kronik; miksedema. Pasien dlm
14 hr terapi MAOI (termasuk selegilin). Kejang spt pd status epilepsi,
tetani, & intoksikasi striknin krn efek stimulan petidin pd medula
spinalis. Pre-eklamsia atau eklamsia. Aritmia jantung, khususnya pd
takikardi supraventrikuler, kor pulmonale. Asidosis diabetikum, jika ada
risiko terjadi koma. Cedera kepala.
Reaksi simpang obat
Depresi pernapasan, pusing, mual, muntah,
berkeringat dingin, mulut terasa kering, penurunan TD, kepala terasa
melayang, sedasi, disorientasi, penglihatan kabur, halusinasi, psikosis,
euforia, disforia, lemah, delirium, insomnia, gelisah, hiperaktivitas
atau agitasi, kejang atau tremor, mengantuk, vertigo, gerakan tubuh yg
tdk terkoordinasi, miosis, depresi, midriasis, retensi urin, efek
antidiuretik, penurunan libido, rasa pan tas & kemerahan pd wajah,
takikardi, bradikardi, palpitasi, sinkop, hipotensi ortostatik,
pembengkakan & indurasi pd kulit krn pemberian secara SK, pruritus,
urtikaria, gatal, edema, nyeri pd tempat inj, iritasi lokal, peningkatan
tekanan sal empedu, spasme sfingter koledokoduodenal, konstipasi,
anoreksia, spasme sal empedu.
Interaksi obat
Efek depresan ditingkatkan oleh obat penekan
SSP lainnya spt alkohol, sedatif, antihistamin, neuroleptik (spt
fenotiazin, butirofenon), antidepresan trisiklik & obat anestesi
umum. Pemberian bersama fenotiazin dpt menyebabkan toksisitas SSP,
hipotensi, depresi pernapasan. Jika diberikan pd pasien yg sedang
mendapat MAOI, dpt terjadi eksitasi, berkeringat, rigiditas, hipertensi
atau hipotensi, & koma.
Kategori kehamilan (US FDA)
Kategori B: Studi terhadap reproduksi
pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap
janin tetapi tidak ada studi terkontrol yang dilakukan terhadap wanita
hamil, atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang tidak
dikonfirmasikan dalam studi terkontrol pada wanita pada kehamilan
trimester 1 (dan tidak ada bukti risio pada trimester selanjutnya).
(jika digunakan dlm waktu lama/dosis tinggi pd akhir masa kehamilan)
Kategori D: Ada
bukti positif mengenai risiko pada janin manusia, tetapi manfaat dari
penggunaan obat ini pada wanita hamil dapat diterima meskipun berisiko
pada janin (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat yang lebih aman
tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
Kelas MIMS
Analgesik (opiat)
Klasifikasi obat
O
Sediaan
Clopedin inj 50 mg/mL
Sumber : MIMS Indonesia